
KLIKSANGATTA.COM - Petani kelapa sawit diminta mulai tidak mengkhawatirkan turunnya harga juan hasil panen, khususnya masyarakat petani plasma. Di Kabupaten Kutai Timur, salah satu perusahaan mencoba mengedukasi masyarakat bahwa kebun sawit yang bermitra dengan perusahaan memiliki masa depan yang baik.
Hal itu diungkapkan jajaran PT Dhama Satya Nusantara (DSN) Tbk, yakni Head CSR Area I Koko Budianto, Corporate Communications Dept Head Supriadi Jamhir, dan Humas DSN Dedy Aspian. Yakni, saat melakukan pertemuan khusus dengan awak media, di Hotel Aston, Samarinda, Jumat 9 November 2018
Koko menuturkan, saat ini penurunan harga jual sawit tandan buah segar (TBS) sedang tak bersahabat, terjadi di seluruh dunia. Semua pihak yang berkecimpung di perkebunan sawit jangan termakan black campaign. Apalagi, saat ini sudah semakin banyak kebun sawit swadaya masyarakat yang berdiri sendiri, menjual harga sawit dengan lebih murah ketimbang standar yang ditentukan pemerintah melalui Dinas Perkebunan Kaltim.
“Adanya jual-beli dengan harga yang tak mengikuti standar, akan memicu ketidakstabilan penjualan bagi banyaknya masyarakat yang telah bermitra dengan perusahaan. Seperti warga yang bermitra dengan kami di Kecamatan Muara Wahau, Kutim, saat ini jumlahnya sangat banyak, mereka akan sejahtera bila kebun swadaya mau bekerja sama atau menjual dengan harga yang sesuai standar,” ungkap Koko.
Diterangkannya, petani kebun mitra perusahaan sudah mendapat kepastian pasar penjualan, sehingga tak perlu pusing mengurus ke mana harus menjual. Sementara petani kebun swadaya tidak memiliki kepastian pasar, hal itu justru memicu kerugian karena belum memiliki jaminan.
“Kami mengimbau kepada warga yang berkebun swadaya agar bisa bermitra dengan perusahaan, maupun koperasi, sehingga memiliki kepastian pasar. Sebuah perusahaan, seperti kami (DSN Group), didirikan dengan perencanaan yang matang supaya bisa mendapat keuntungan yang lebih pasti,” ujar Supriadi menambahkan.
DSN kini, lanjut Supriadi, bekerja dengan berdasarkan pertimbangan untuk keuntungan bersama, agar warga sekitar bisa mendapat untung juga dengan berkebun plasma. “Kami mengedepankan bisnis yang berprinsip sosial, supaya ekonomi masyarakat ikut tergerak seperti saat ini yang terjadi di Wahau,” ujar dia. (*)
Baca Juga
- Inilah Perhitungan Tarif Air PDAM Bagi Rumah Komplekan dan Usaha
- Punya Masalah Dengan Pelayanan Air, Ini Hotline PDAM Tirta Tuah Benua
- KPC Sukses Bangun Jalan Underpass Inul Lignite
- Empat Intake PDAM Kutai Timur Rusak Karena Limbah Kayu
- RS Meloy Memasuki Era Generasi Kedua, Momentum Tingkatkan Pelayanan
Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !